31 Maret 2009

PENGERTIAN CLTS-SToP


KESEHATAN sangat diidamkan oleh setiap manusia dengan tidak membedakan status sosial maupun usia. Semua mempunyai keinginan yang sama untuk mempunyai tubuh yang sehat. Tubuh yang sehat selain menguntungkan diri sendiri juga berguna bagi perkembangan kemajuan suatu bangsa dan negara.
Kita hendaknya menyadari bahwa kesehatan adalah sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagian. Karena itu, adalah bijaksana bila kita selalu memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mempertahankan kesehatan yang baik kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan mengganggu kesehatan kita. Ancaman yang paling berbahaya adalah kedunguan yaitu ketidaktahuan atau tahu tapi tidak mau melaksanakan (Entjang; 2000).

Ancaman lainnya terhadap kesehatan adalah pembuangan kotoran (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan. Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit lewat lalat, udara dan air.
Yang membuat orang geleng-geleng kepala, setelah 63 tahun merdeka, ternyata 72,5 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) di luar rumah (Laporan Pemerintah RI ke Millennium Development Goals/MDGs). Versi Departemen Kesehatan bahkan lebih besar lagi, 100 juta orang!
Angka itu menjadi lebih menyeramkan lagi manakala dikaitkan dengan kenyataan masih sangat rendahnya akses masyarakat ke air minum yang bersih.
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage system).
Karena itu, menjadi tidak mengherankan ketika kondisi ini dikaitkan dengan tingginya angka kematian bayi dan prevalensi penyakit yang bersumber dari kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia. Angka kematian bayi Indonesia, yakni 50 per 1.000 kelahiran, Indonesia sekarang ini adalah yang tertinggi kedua di Asia setelah Kamboja. Dari 200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Oleh Karena itu maka Masyarakat diharapkan paham dan tahu tentang CLTS....

Apa maksudnya?
CLTS (Community Lead Total Sanitatian) atau dalam bahasa Indonesia terjemahannya lebih kurang Sanitasi Total Yang Dipimpin Oleh Masyarakat adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan sanitasi.

Tujuan CLTS
Kegiatan CLTS ini lebih ditekankan pada perubahan perilaku kebiasaan masyarakat dari yang masih Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat (open defecation) ke tempat yang berkonsentrasi (jamban). Jamban ini diusahakan dari bahan lokal (bukan terbuat dari konstruksi beton bertulang) karena sasaran CLTS ini pada masyarakat pedesaan. Dengan adanya jamban yang sederhana tersebut lingkungan akan menjadi lebih sehat dan penyakit yang disebabkan akibat dari BAB di sembarangan tempat bisa diminimalisir. Kalau masyarakat sudah bisa dan biasa BAB di jamban tersebut dan sudah dapat merasakan keuntungannya secara perlahan, masyarakat dengan sendirinya akan membuat jamban yang permanen serta lebih memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Perubahan perilaku BAB ini tidak gampang. Sebagai contoh kalau sudah terbiasa BAB di sungai yang kakinya terendam air, merasa dingin, melihat pemandangan dan terasa nyaman lalu harus berpindah BAB di jamban dengan ruang yang sempit, sumpek dan gelap adalah sangat sulit. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah perilaku tersebut. Secara klasik perubahan perilaku tersebut sering diutarakan oleh kebanyakan orang, baik yang berpendidikan tinggi maupun yang tidak sekolah sama sekali, yaitu bahan mengubah perilaku tidak semudah membalik telapak tangan. Dengan pendekatan CLTS secara bertahap diharapkan akan terjadi perubahan baik secara evolusi maupun secara revolusi. Hal ini akan tergantung dari sumber daya manusia yang ada pada lokasi kegiatan.

Prinsip-prinsip CLTS
Prinsip utama dari CLTS yaitu: pertama, tidak ada subsidi terhadap pembangunan infrastruktur (jamban keluarga). Masyarakat dilatih untuk membantu diri sendiri dan memulai dari apa yang dimiliki (kemauan, tenaga dan bahan lokal). Berbeda dengan program lainnya, baik dari pemerintah atau penginisiatif, yang selalu memberikan subsidi yang mendorong masyarakat berperan aktif mengikuti programnya. Kedua, peran aktif seluruh lapisan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemakaian sehingga masyarakat merasa memiliki, dengan demikian masyarakat bisa menjaga/memelihara dan tidak ada ketergantungan dengan pihak luar. Ketiga, masyarakat sebagai pemimpin. Keempat, tidak menggurui dan tidak memaksa.
Yang dimaksud SANITASI sendiri adalah bagaimana masyarakat tidak membuang air besar/air kecil (limbah manusia) atau limbah lain seperti limbah rumah tangga (sampah), limbah industri, limbah lain, dan limbah berbahaya secara sembarangan. Selain itu, sanitasi juga berarti cara mengelola, memanfaatkan, dan mendaur ulang limbah-limbah tersebut sehingga tidak membahayakan kehidupan.

4 komentar: