31 Maret 2009

PENGERTIAN CLTS-SToP


KESEHATAN sangat diidamkan oleh setiap manusia dengan tidak membedakan status sosial maupun usia. Semua mempunyai keinginan yang sama untuk mempunyai tubuh yang sehat. Tubuh yang sehat selain menguntungkan diri sendiri juga berguna bagi perkembangan kemajuan suatu bangsa dan negara.
Kita hendaknya menyadari bahwa kesehatan adalah sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagian. Karena itu, adalah bijaksana bila kita selalu memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mempertahankan kesehatan yang baik kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan mengganggu kesehatan kita. Ancaman yang paling berbahaya adalah kedunguan yaitu ketidaktahuan atau tahu tapi tidak mau melaksanakan (Entjang; 2000).

Ancaman lainnya terhadap kesehatan adalah pembuangan kotoran (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan. Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit lewat lalat, udara dan air.
Yang membuat orang geleng-geleng kepala, setelah 63 tahun merdeka, ternyata 72,5 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) di luar rumah (Laporan Pemerintah RI ke Millennium Development Goals/MDGs). Versi Departemen Kesehatan bahkan lebih besar lagi, 100 juta orang!
Angka itu menjadi lebih menyeramkan lagi manakala dikaitkan dengan kenyataan masih sangat rendahnya akses masyarakat ke air minum yang bersih.
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage system).
Karena itu, menjadi tidak mengherankan ketika kondisi ini dikaitkan dengan tingginya angka kematian bayi dan prevalensi penyakit yang bersumber dari kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia. Angka kematian bayi Indonesia, yakni 50 per 1.000 kelahiran, Indonesia sekarang ini adalah yang tertinggi kedua di Asia setelah Kamboja. Dari 200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Oleh Karena itu maka Masyarakat diharapkan paham dan tahu tentang CLTS....

Apa maksudnya?
CLTS (Community Lead Total Sanitatian) atau dalam bahasa Indonesia terjemahannya lebih kurang Sanitasi Total Yang Dipimpin Oleh Masyarakat adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan sanitasi.

Tujuan CLTS
Kegiatan CLTS ini lebih ditekankan pada perubahan perilaku kebiasaan masyarakat dari yang masih Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat (open defecation) ke tempat yang berkonsentrasi (jamban). Jamban ini diusahakan dari bahan lokal (bukan terbuat dari konstruksi beton bertulang) karena sasaran CLTS ini pada masyarakat pedesaan. Dengan adanya jamban yang sederhana tersebut lingkungan akan menjadi lebih sehat dan penyakit yang disebabkan akibat dari BAB di sembarangan tempat bisa diminimalisir. Kalau masyarakat sudah bisa dan biasa BAB di jamban tersebut dan sudah dapat merasakan keuntungannya secara perlahan, masyarakat dengan sendirinya akan membuat jamban yang permanen serta lebih memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Perubahan perilaku BAB ini tidak gampang. Sebagai contoh kalau sudah terbiasa BAB di sungai yang kakinya terendam air, merasa dingin, melihat pemandangan dan terasa nyaman lalu harus berpindah BAB di jamban dengan ruang yang sempit, sumpek dan gelap adalah sangat sulit. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah perilaku tersebut. Secara klasik perubahan perilaku tersebut sering diutarakan oleh kebanyakan orang, baik yang berpendidikan tinggi maupun yang tidak sekolah sama sekali, yaitu bahan mengubah perilaku tidak semudah membalik telapak tangan. Dengan pendekatan CLTS secara bertahap diharapkan akan terjadi perubahan baik secara evolusi maupun secara revolusi. Hal ini akan tergantung dari sumber daya manusia yang ada pada lokasi kegiatan.

Prinsip-prinsip CLTS
Prinsip utama dari CLTS yaitu: pertama, tidak ada subsidi terhadap pembangunan infrastruktur (jamban keluarga). Masyarakat dilatih untuk membantu diri sendiri dan memulai dari apa yang dimiliki (kemauan, tenaga dan bahan lokal). Berbeda dengan program lainnya, baik dari pemerintah atau penginisiatif, yang selalu memberikan subsidi yang mendorong masyarakat berperan aktif mengikuti programnya. Kedua, peran aktif seluruh lapisan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemakaian sehingga masyarakat merasa memiliki, dengan demikian masyarakat bisa menjaga/memelihara dan tidak ada ketergantungan dengan pihak luar. Ketiga, masyarakat sebagai pemimpin. Keempat, tidak menggurui dan tidak memaksa.
Yang dimaksud SANITASI sendiri adalah bagaimana masyarakat tidak membuang air besar/air kecil (limbah manusia) atau limbah lain seperti limbah rumah tangga (sampah), limbah industri, limbah lain, dan limbah berbahaya secara sembarangan. Selain itu, sanitasi juga berarti cara mengelola, memanfaatkan, dan mendaur ulang limbah-limbah tersebut sehingga tidak membahayakan kehidupan.

Selengkapnya...

28 Maret 2009

SEMENIT....saja..

Pernahkah anda meluangkan waktu, menyempatkan diri untuk merenung & berpikir.
So, marilah kita sama2 membaca tulisan berikut....



Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid, untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.

betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun
kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur'an; namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun
betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat kumandang azan menggema.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau
berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya,



ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?



Selengkapnya...

25 Maret 2009

Rompi Pelindung Untuk si Kecil


Bak rompi pelindung, Imunisasi akan menghindarkan si kecil dari serangan penyakit yang seram-seram. Penyakit yang tanpa benteng imunisasi bisa berakibat fatal pada anak. Sudahkah buah hati anda menggunakan rompi pelindung ????

Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit. Anda mendengar hal ini dari dokter, media masa, brosur di klinik, atau teman-teman Anda. Tetapi, sudahkah anda benar-benar mengerti tentang tujuan, manfaat dari macam-macam imunisasi dan kapan imunisasi itu harus dberikan kepada buah hati anda. Baiklah, mari kita ikuti lebih lanjut…
Imunisasi sendiri adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Sedangkan Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.
Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul.
Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.


Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL.

Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

Reaksi yang mungkin terjadi:

1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

# Komplikasi yang mungkin timbul adalah: Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
# Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.


Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.
Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang

Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun.
Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun).
Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster).
Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun.

DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin.

Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut:
- demam tinggi (lebih dari 40,5? Celsius)
- kejang
- kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya)
- syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon).

Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat.
Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan.

1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan.
Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen).
Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.



Imunisasi DT

Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.
Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.

Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT.
Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL.

Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.


Imunisasi TT

Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.

Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.
Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL.

Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.






Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

Terdapat 2 macam vaksin polio:
# IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan
# OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
Kontra indikasi pemberian vaksin polio:
- Diare berat
- Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid)
- Kehamilan.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.

Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu.
Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan.
Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV.

Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV.
Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya.

IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare.
Jika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar-benar pulih.
IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari.


Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian.
Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

Kontra indikasi pemberian vaksin campak:
- infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38?Celsius
- gangguan sistem kekebalan
- pemakaian obat imunosupresan
- alergi terhadap protein telur
- hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
- wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).


Imunisasi MMR

Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali.
Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.
Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan.
Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli).
Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR.

Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman.
Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9-12 bulan.

Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP).

Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD.
Dewasa yang lahir pada tahun 1956 atau sebelum tahun 1956, diduga telah memiliki kekebalan karena banyak dari mereka yang telah menderita penyakit tersebut pada masa kanak-kanak.

Pada 90-98% orang yang menerimanya, suntikan MMR akan memberikan perlindungan seumur hidup terhadap campak, campak Jerman dan gondongan.
Suntikan kedua diberikan untuk memberikan perlindungan adekuat yang tidak dapat dipenuhi oleh suntikan pertama.

Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing komponen vaksin:
# Komponen campak
1-2 minggu setelah menjalani imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit. Hal ini terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan MMR.
Demam 39,5? Celsius atau lebih tanpa gejala lainnya bisa terjadi pada 5-15% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah disuntik dan berlangsung hanya selama 1-2 hari.
Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan MMR kedua.
# Komponen gondongan
Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan dan dibawah rahang, berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan MMR.
# Komponen campak Jerman
Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-3 hari, timbul dalam waktu 1-2 mingu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada 14-15% anak yang mendapat suntikan MMR.
Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini hanya ditemukan pada 1% anak-anak yang menerima suntikan MMR, tetapi terjadi pada 25% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Kadang nyeri/kekakuan sendi ini terus berlangsung selama beberapa bulan (hilang-timbul).
Artritis (pembengkakan sendi disertai nyeri) berlangsung selama 1 minggu dan terjadi pada kurang dari 1% anak-anak tetapi ditemukan pada 10% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Jarang terjadi kerusakan sendi akibat artritis ini.
Nyeri atau mati rasa pada tangan atau kaki selama beberapa hari lebih sering ditemukan pada orang dewasa.
Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang berumur dibawah 6 tahun bisa mengalami aktivitas kejang (misalnya kedutan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah suntikan diberikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi.

Keuntungan dari vaksin MMR lebih besar jika dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkannya. Campak, gondongan dan campak Jerman merupakan penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi yang sangat serius.

Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih.
Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada:
- anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin
- anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin
- anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia, limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati imunosupresan.
- wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.




Imunisasi Hib

Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.

Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan.


Imunisasi Varisella

Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella.
Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.
Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat menular.
Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya meninggal.
Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Terdapat sejumlah kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah mendapatkan suntikan varisella; tetapi kasusnya biasanya ringan, hanya menimbulkan beberapa lepuhan (kasus yang komplit biasanya menimbulkan 250-500 lepuhan yang terasa gatal) dan masa pemulihannya biasanya lebih cepat.
Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup.

Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa:
- demam
- nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan
- ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan.
Efek samping yang lebih berat adalah:
- kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan
- pneumonia
- reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan, kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan dilakukan dan sangat jarang terjadi.
- ensefalitis
- penurunan koordinasi otot.

Imunisasi varisella sebaiknya tidak diberikan kepada:
- Wanita hamil atau wanita menyusui
- Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan
- Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut
- Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)
- Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid
- Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya
- Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan immunoglobulin.


Imunisasi HBV

Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan.
Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HBsAg.
Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan.
Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih dari 1 minggu).

Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih.
Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil.
Efek samping dari vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari.


Imunisasi Pneumokokus Konjugata

Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).

Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin.
Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.
Selengkapnya...

23 Maret 2009

Mitos Kehamilan, Anak, Makanan & Minuman

Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun, namanya juga mitos, tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya.
Mitos, mungkin sama tuanya dengan bahasa itu sendiri. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun, banyak mitos, terutama mitos sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi.

Sebut saja mitos soal mendeteksi jenis kelamin bayi yang berada dalam kandungan. Mitos mengatakan, dengan menjuntaikan cincin di atas sekitar perut yang mengandung, bila cincin mengayun dari kiri ke kanan atau sebaliknya, maka bayinya perempuan. Bila mengayun berputar, bayinya laki-laki. Tentu saja, pembacaan melalui USG mungkin tidak seasyik menjuntai cincin di atas perut, tetapi hasil tesnya sudah pasti lebih akurat.
Beberapa mitos mengenai kesehatan dan penyakit memang ada betulnya, sebagian lagi tidak terlalu berbahaya. Mitos apa saja yang sering muncul?


Mitos mengenai kehamilan

Bila denyut jantung janin kurang dari 140 BPM : bayinya laki-laki.
Salah. Denyut jantung bayi perempuan biasanya lebih cepat dari bayi laki-laki tetapi hanya sesudah kelahiran. Tidak ada beda antara denyut jantung bayi laki-laki dan perempuan, tetapi kecepatannya bervariasi, tergantung usia janin. Sekitar lima minggu kehamilan, denyut jantung janin mendekati denyut jantung ibunya, yaitu sekitar 80 sampai 85 BPM. Denyut ini bertambah cepat sampai minggu kesembilan, yaitu mencapai 170 sampai 200 BPM, lalu menurun pada pertengahan kehamilan sampai sekitar 120 - 160 BPM, baik janin laki-laki maupun perempuan.

Kelebihan berat pada kandungan bagian depan berarti bayi perempuan; kelebihan berat di sekitar pinggul dan bokong berarti bayi laki-laki.
Salah. Bila wanita memiliki batang tubuh yang pendek, tidak ada ruang bagi bayi untuk tumbuh. Batang tubuh yang panjang dapat memberi ruang untuk mengakomodasi bayi, membuat perut wanita yang hamil menonjol keluar. Perut dengan kandungan yang melebar berarti bayi sedang pada posisi menyamping.

Bila kandungan berat ke bawah berarti bayi laki-laki; bila ke atas berarti bayi perempuan.
Salah. Bila kandungan ke atas, bisa berarti ini merupakan kehamilan pertama atau tubuh ibu memang memiliki bentuk yang bagus. Otot perut cenderung lebih elastis pada setiap kehamilan. Jadi, bila kandungan bukan merupakan kandungan pertama, perut cenderung agak ke bawah.

Puting yang berwarna gelap berarti bayi laki-laki.
Salah. Perubahan warna pada puting tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh meningkatnya progesteron dan melanocyte, hormon yang mengatur pigmentasi kulit. Puting susu, bercak kelahiran, tahi lalat, atau tanda-tanda lain dapat menjadi lebih gelap warnanya selama kehamilan. Guratan juga muncul di sekitar bagian tengah perut. Biasanya juga muncul garis hitam dari pusar ke bagian pubis. Warna hitam akan menghilang sesudah melahirkan.

Jangan menyusui bayi selama hamil, karena bayi di dalam kandungan memerlukan makanan.
Salah. Bila ibu sehat, menyusui selama kehamilan tidak membahayakan, baik bagi ibu, janin, maupun bayinya. Dokter akan melarang ibu menyusui bayinya selama kehamilan bila ibu mengalami kekurangan gizi, kekurangan berat badan, atau berisiko melahirkan prematur.




Mitos mengenai menggendong bayi atau anak-anak balita


Anak balita yang memakai sepatu akan membantunya lebih cepat berjalan.
Salah. Justru kebalikannya. Membiarkan anak balita tidak memakai sepatu dapat memperkuat otot kaki dan membantu si anak untuk belajar berjalan. Begitu anak balita berjalan, tentu saja mereka memerlukan sepatu yang nyaman yang sesuai dengan kakinya. Pilih sepatu yang lunak, jangan yang keras atau kaku. Sepatu harus nyaman dan sesuai dengan bentuk kaki anak. Beli yang tidak terlalu pas untuk memberi ruang bagi pertumbuhannya.

Baby-walker membantu bayi lebih cepat belajar berjalan.
Salah. Bayi yang menghabiskan waktunya dengan walker belajar duduk, merangkak, dan berjalan lebih lambat dari mereka yang belajar berjalan sendiri. Duduk di walker membatasi gerakan otot mereka. Lebih signifikan lagi, walker berbahaya. Hampir sekitar 14.000 kecelakaan akibat pemakaian walker dan 34 anak meninggal sejak tahun 1973 karena menggunakan walker.


Mitos tentang makanan dan minuman

Cukup makan saat flu. Bila tidak, akan menyebabkan panas tinggi.
Salah. Baik panas tinggi maupun flu dapat menyebabkan kekurangan cairan. Minum banyak cairan seperti air putih, jus segar, dan jus sayuran dapat membantu mencegah dehidrasi. Pada saat terkena panas tinggi maupun flu, sangat baik untuk tetap makan teratur. Kekurangan gizi dapat memperlambat kesembuhan seseorang.

Satu jam sesudah makan baru boleh berenang.
Salah. Tidak perlu menunggu satu jam sesudah makan baru masuk ke dalam kolam renang. Bagaimanapun, dianjurkan agar menunggu pencernaan selesai bekerja, terutama bila Anda makan makanan berlemak dan berniat untuk berenang agak lama dengan mengerahkan seluruh tenaga. Juga disarankan untuk tidak berenang sambil memakan permen karet atau makan karena dapat menyebabkan "shock".

Kopi menghambat pertumbuhan.
Salah. Kopi tidak berpengaruh pada pertumbuhan anak. Jangan masukkan kafein yang berlebihan dalam daftar diet anak-anak. Kelebihan kafein dapat mencegah penyerapan kalsium dan bahan nutrisi yang lain.

Ikan merupakan makanan yang baik bagi perkembangan otak
Betul. Ikan merupakan sumber jaringan asam omega-3 yang baik yang ditemukan sebagai makanan penting bagi fungsi otak. Namun demikian, ikan-ikan tertentu mempunyai tingkatan merkuri yang berarti. Oleh karena itu, disarankan agar wanita hamil atau sedang menyusui mengurangi serta membatasi konsumsi ikan tuna, ikan todak, dan ikan hiu.
Cokelat sebabkan jerawat.

Betul dan salah. Penelitian membuktikan bahwa tidak ada makanan yang spesifik sebagai penyebab jerawat. Makanan tertentu dapat menyebabkan jerawat bagi orang-orang tertentu. Misalnya, ada yang berjerawat sesudah makan cokelat, sementara orang lain justru berjerawat setelah minum kopi berlebihan. Jadi, sebaiknya perhatikan makanan atau minuman apa yang menimbulkan jerawat pada anak dan hindari mengonsumsinya secara berlebihan.

Makanan pedas dapat menyebabkan bisul.

Salah. Pada orang-orang tertentu, makanan pedas dapat memperburuk gejala bisul mereka, tetapi makanan pedas tersebut bukan penyebabnya. Infeksi bakteri atau penggunaan obat analgesik yang berlebihan, seperti aspirin atau obat antibiotik, dapat merupakan penyebabnya.

Makan wortel dapat memperbaiki penglihatan
Salah. Mitos ini dimulai pada perang dunia kedua ketika badan intelijen Inggris menyebarkan gosip bahwa penglihatan pilot mereka sangat baik di malam hari karena mereka makan banyak wortel; mereka tidak mau tentara Jerman tahu bahwa mereka menggunakan radar. Wortel dan sayuran lain yang mengandung vitamin A kadar tinggi dapat membantu menjaga mata yang sehat, tetapi memakannya lebih dari yang direkomendasikan tidak berpengaruh memperbaiki penglihatan.


Mitos tentang kondisi kesehatan

Keluar rumah dengan rambut yang masih basah bisa sebabkan flu.
Salah. Cuaca dingin dan rambut basah tidak sebabkan flu. Viruslah penyebabnya. Orang-orang cenderung terserang flu lebih sering pada musim dingin atau musim hujan, karena virus tersebar lebih mudah di udara kering. Udara kering, baik di dalam maupun di luar ruangan, dapat menurunkan resistensi seseorang terhadap infeksi.

Membaca dengan lampu yang temaram dapat merusak mata.
Salah. Walaupun membaca dengan cahaya lampu yang temaram tidak berbahaya. Cahaya yang baik dapat membantu mencegah mata yang lelah dan membuat membaca lebih mudah.

Terlalu banyak menonton televisi tidak baik bagi mata.
Salah. Menonton televisi tidak merusak mata (tidak peduli seberapa jauh jarak dari televisi), walaupun terlalu banyak menonton televisi dapat memberi pengaruh buruk pada anak-anak. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang menonton televisi lebih dari 10 jam seminggu cenderung kelebihan berat badan, agresif, dan lambat mengikuti pelajaran di sekolah.

Bila Anda menjulingkan mata, maka mata Anda akan tetap juling.
Salah. Menjulingkan mata tidak menyebabkan mata juling selamanya. Mata juling disebabkan oleh gangguan pada garis mata.

Mengisap jempol dapat menyebabkan gigi maju.
Betul … dan salah. Mengisap jempol sering dimulai sebelum lahir dan umumnya tetap berlangsung sampai usia 5 tahun. Mengisap jempol tidaklah berbahaya bila anak-anak berhenti melakukannya pada usia 4 sampai 5 tahun. Namun, tetap disarankan agar orang tua tidak membiarkan anak-anak mengisap jempolnya sesudah usia mereka mencapai 4 tahun, karena pada saat ini, gusi, rahang, dan gigi tetap mulai tumbuh. Itulah sebabnya, di atas usia 4 tahun, ada kemungkinan mengisap jempol akan merupakan penyebab gigi maju.

Menggigit ujung kuku dapat menyebabkan artritis.
Salah. Namun, kebiasaan menggigit ujung kuku cenderung menyebabkan tangan bengkak, melemahkan genggaman, dan dapat melemahkan fungsi tangan.
Terlalu banyak mendengar suara bising dapat menyebabkan kurang pendengaran.
Betul. Hanya dalam 15 menit mendengarkan musik yang keras dan nyaring, suara mesin, atau suara bising lainnya dapat menyebabkan kurangnya pendengaran dan tinnitus yang bersifat sementara. Suara nyaring dapat menyebabkan gendang telinga bergetar berlebihan dan merusak selaput telinga. Mendengarkan suara nyaring terus-menerus dapat menyebabkan hilangnya pendengaran secara permanen. Misalnya mendengar lagu lewat headphone dengan volume suara yang terlalu tinggi. Selengkapnya...

17 Maret 2009

LEPAS KENAL

Lepas Kenal, begitulah acara yang kemarin (12-Maret-09) digelar di Puskesmas Cukir. Acara yang dihadiri oleh Bapak Camat (Bpk. Mas’ud), Ibu Wakil Direktur BAPELKES RS Jombang (Drg. Subandriyah), Dr. Dian F (Dokter di Rawat Jalan Pusk Jelakombo) dan para undangan serta karyawan-karyawati Pusk Cukir serta seluruh Kepala Desa di WILKER Cukir berlangsung dengan meriah walaupun sederhana, apalagi Dr. Mas Imam A.A (Kepala Puskesmas Cukir) membuat acara tersebut lebih santai dengan gaya khasnya yang kocak.

Acara Pertama
Drg. Subandriyah menyampaikan salam perpisahan (karena beliau berpindah tugas sebagai WADIR BAPELKES RSD Jombang) kepada seluruh Kepala Desa di WILKER Pusk.Cukir serta mohon ma’af jika dalam masa kepemimpinan sebagai Kepala Pusk Cukir beliau membuat kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.





Acara Kedua
Perkenalan dari Dr. Mas Imam A.A. sebagai Kepala Puskesmas Cukir yang baru kepada seluruh kepala desa di Wilker Pusk Cukir. Beliau menyampaikan rencana kerja yang beliau buat untuk kemajuan Pusk. Cukir (kayak “OBAMA” waktu promo jadi Presiden…:-D).



Acara Ketiga
Pemberian Cinderamata kepada mereka yang telah pindah tugas & purna tugas dari Pusk Cukir.
- Drg Subandriyah





- Dr. Dian F.









- Lilik Butet S.








Acara Keempat
Dr. Mas Imam A.A kembali membuat acara yang membuat para undangan tercengang….. Kue ulang tahun datang, lagu selamat ulang tahun dikumandangkan, tepuk tanganpun bergema di seantero ruangan..
Drg. Subandriyah merayakan Ulang Tahunnya yang ke 45, kewibaan dan keanggunan semakin terpancar pada diri beliau seiring bertambahnya usia, Selamat Ulang Tahun Bu Ik…. Semoga Panjang Umur, Semoga Bu Ik selalu dilindungi Allah S.W.T, Semoga bertambah sukses. Kami mohon ma’af Bu Ik, kami tidak bisa memberikan apa-apa selain kue ulang tahun dan kata-kata selamat ulang tahun....



Dr. Mas Imam Ali.A mendapatkan potongan kue yang pertama

Dr. Ulfah K.J mendapatkan potongan yang kedua.





Lalu kuepun amblassss diserbu teman-teman Pusksemas....

Selengkapnya...

12 Maret 2009

MANFAAT ASI


Akhir-akhir ini gerakan yang mengajak untuk kembali pada ASI semakin terdengar, terlebih setelah beberapa artis terpilih menjadi duta ASI. Banyak media cetak untuk kesehatan orangtua dan anak mempublikasikan manfaat ASI dalam artikel-artikelnya. Namun, gaung yang semakin bergema di kota-kota besar itu belum menunjukkan efek menggembirakan karena ternyata beragam informasi tersebut belum terserap merata di seluruh Indonesia, atau katakanlah di ibukota-ibukota provinsi di Indonesia. Penunjukkan artis sebagai duta ASI belum menyentuh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena nyatanya yang banyak mengikuti dan memiliki akses untuk memperoleh informasi sebagaimana yang diusung sang duta ASI hanyalah masyarakat golongan tertentu, yaitu mereka dari kelas menengah-atas. Para ibu dari daerah menengah-miskin sebagian besar nyaris belum pernah mendengar adanya duta ASI dan gerakan ASI. Bahkan para petugas medis yang selama ini diharapkan menjadi andalan informasi oleh para ibu di kota besar, kabupaten maupun di desa-pun belum memberikan informasi memadai mengenai manfaat ASI.

Dari hasil obrolan singkat saya dengan beberapa ibu yang ditemui di beragam tempat (pasar, perumahan, apotik, universitas, perkantoran, dll) hampir semuanya belum pernah mendengar tentang gerakan ASI yang menyebarkan informasi manfaat ASI dan mengakomodasi para ibu untuk memilih berdasarkan informasi yang sebenarnya. Oleh karenanya banyak yang lebih memilih susu formula daripada ASI.
Lebih menyedihkan lagi , beberapa orang ibu telah memberikan makanan pendamping ASI kepada bayinya dibawah usia minimal yaitu 6 bulan (rekomendasi UNICEF, 1997). Alasan yang paling sering didengar adalah bahwa bayinya tampak tidak segemuk bayi susu formula, bayinya jarang BAK&BAB, atau mitos bahwa bayi akan menolak makanan padat bila terus-menerus diberi ASI ekslusif. Hal ini tentu saja tidak benar. ASI sebagaimana telah diciptakan ALLAH merupakan makanan terbaik bagi bayi dan layak diteruskan walaupun sang anak telah mencapai usia 2 tahun (Al-Quran, surah Luqman, 31:14) dan bahkan tidak dapat disetarakan dengan susu atau makanan lain buatan manusia.

Mari kita sama-sama berpikir lebih dalam mengapa ALLAH memberikan ASI bagi manusia? Bilamana ASI tidak bermanfaat tentunya ALLAH tidak akan menciptakan ASI untuk kita. Sebagai informasi tambahan, pada tahun 1997, UNICEF mengeluarkan rekomendasi baru (memperbarui rekomendasi dalam Innocenti Declaration, 1990) mengenai usia minimal pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), dari 4 bulan menjadi 6 bulan. Tentunya UNICEF tidak sembarangan dalam mengeluarkan sebuah rekomendasi apalagi yang menyangkut kesehatan manusia. Berbagai penelitian dalam waktu yang tidak singkat telah dilakukan guna memberikan rekomendasi kesehatan terbaik bagi umat manusia. Jadi jelas bahwa mitos keengganan bayi untuk mengkonsumsi makanan padat bila hanya diberi ASI ekslusif (hanya ASI selama 6 bulan pertama) adalah pendapat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi kesehatan maupun moral, bahkan dapat membahayakan nyawa sang bayi. Disinilah perlunya penyebaran informasi akan manfaat ASI secara lebih komprehensif. Berbagai pihak perlu dilibatkan agar target tersebarnya informasi secara lebih merata di seluruh tanah air dapat tercapai.
Dalam hal dukungan ASI dalamseluruh aspek kehidupan, Indonesia perlu berkaca pada Norwegia. Disaat negara-negara maju seperti AS masih bergulat dengan perjuangan meyakinkan para ibu untuk memberikan ASI, Norwegia telah memetik buah kesuksesan dari promosi manfaat ASI. Di negara tersebut, para ibu menyusui bayinya dengan ASI dimanapun dan kapanpun, di tempat-tempat umum seperti restoran, taman kota, dan bahkan di halte-halte bis. Amat jarang ditemui ibu yang meninggalkan rumah bersalin tanpa menyusui bayinya yang baru lahir atau meminta susu formula sebagai pengganti ASI. Para ibu bekerja memperoleh waktu selama 2 jam sehari untuk pulang kerumah dan menyusui bayinya atau menyusui di kantor. Tidak hanya itu, para ibu memperoleh cuti pasca melahirkan selama 48 minggu atau satu tahun dengan tetap menerima gaji!!! Atau cuti selama 52 minggu dengan memperoleh 80 persen dari gaji pokok (Hege Jacobson Lepri, Oslo, Norway dalam situs INFACT Canada). Hal serupa memang belum ditemui di Indonesia, tetapi hal itu tidak menjadi sebuah pembenaran untuk tidak memberikan ASI bila sang ibu layak secara medis, karena pada dasarnya pemberian ASI adalah pilihan bebas sang ibu berdasarkan informasi sebenarnya dan hati nurani.
Di negara perdana menteri Jens Stoltenberg tersebut terdapat tekanan yang begitu besar terhadap para ibu untuk menyusui bayinya, terlebih jumlah produk susu formula yang beredar di negara tersebut sangatlah sedikit dibandingkan di AS. Adalah hal yang biasa bagi para orangtua di AS untuk menerima produk promosi susu formula saat mereka hendak melangkah keluar rumah bersalin. Hal ini tidak dimungkinkan di Norwegia, karena permintaan akan susu formula sangat rendah dan bahkan iklan susu formula bayi secara resmi dilarang oleh pemerintah (The New York Times, 2003). Bandingkan dengan kondisi di Indonesia dimana stigma bayi montok sangat merasuk di pikiran para ibu sehingga mengupayakan beragam cara untuk mencapai citra bayi montok tersebut.

Kesuksesan Norwegia memang tidak lepas dari peran besar pemerintah dalam penyebaran informasi manfaat ASI, namun tanpa peran masyarakat, program sosialisasi ASI tentu tidak akan berhasil. Masyarakat Norwegia terbiasa untuk menerima dan kemudian mengikuti informasi yang memang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, apakah mengenai pendidikan, gaya hidup maupun kesehatan. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang lebih mengikuti apa yang menjadi tren masyarakat (atau lebih tepatnya tekanan dari masyarakat?) tanpa mengetahui dengan pasti kebenarannya. Karenanya jangan heran bila banyak ibu lebih percaya mitos atau pendapat masyarakat dibandingkan rekomendasi kesehatan dari AL-Quran, jurnal kesehatan maupun UNICEF.
Selengkapnya...

10 Maret 2009

KREMIAN (Oxyuris Vermicularis & Enterobius Vermicularis)



Cacingan, penyakit yang cukup akrab di kalangan anak-anak Indonesia. Mulai dari yang berukuran besar seperti cacing perut, sampai yang kecil setitik seperti cacing kremi (pinworm). Cacing kremi atau Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis adalah parasit yang hanya menyerang manusia, penyakitnya kita sebut oxyuriasis atau enterobiasis. Oleh awam, kita sering mendengar, Kremian.

Morfologi dan Siklus Hidup
Cacing betinanya berukuran 8-13 mm sedangkan jantan 2-5 mm. Cacing dewasa hidup di sekum, usus besar dan di usus halus yang berdekatan dengan sekum. Mereka memakan isi usus penderitanya.
Perkawinan (atau persetubuhan) cacing jantan dan betina kemungkinan terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kawin dan cacing betina mati setelah bertelur. Cacing betina yang mengandung 11.000-15.000 butir telur akan bermigrasi ke daerah sekitar anal (perianal) untuk bertelur. Migrasi ini berlangsung 15 – 40 hari setelah infeksi. Telur akan matang dalam waktu sekitar 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu tubuh. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.

Infeksi dan Penularan
Penularan dapat dipengaruhi oleh :
1. Penularan dari tangan ke mulut (hand to mouth), setelah anak – anak menggaruk daerah sekitar anus oleh karena rasa gatal, kemudian mereka memasukkan tangan atau jari – jarinya ke dalam mulut. Kerap juga terjadi, sesudah menggaruk daerah perianal mereka menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri karena memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi. Telur Enterobius vermicularis menetas di daerah perianal kemudian larva masuk lagi ke dalam tubuh (retrofeksi) melalui anus terus naik sampai sekum dan tumbuh menjadi dewasa. Cara inilah yang kita kenal sebagai : autoinfeksi
2. Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur yang ada di debu dapat tertelan.
3. Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi
dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya.

Parasit ini kosmopolit tetapi lebih banyak ditemukan di daerah dingin daripada di daerah panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya orang di daerah dingin jarang mandi dan mengganti baju dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang oleh eratnya hubungan antara manusia satu dengan lainnya serta lingkungan yang sesuai.
Frekuensi di Indonesia tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi lemah. Frekuensi pada orang kulit putih lebih tinggi daripada orang negro.

Penyebaran cacing kremi lebih luas dari cacing lain. Penularan dapat terjadi pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama seperti asrama atau rumah piatu. Telur cacing dapat diisolasi dari debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan mungkin ini menjadi sumber infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga yang mengandung cacing kremi, telur cacing dapat ditemukan (92%) di lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur, pakaian. Hasil penelitian menunjukkan angka prevalensi pada berbagai golongan manusia 3-80%. Penelitian di daerah Jakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita entrobiasis adalah kelompok usia antara 5-9 tahun yaitu terdapat 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang diperiksa.

Gejala Klinis
Kremi-an relatif tidak berbahaya. Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa gatal (pruritus ani) mulai dari rasa gatal sampai timbul rasa nyeri. Akibat garukan akan menimbulkan iritasi di sekitar anus, kadang sampai terjadi perdarahan dan disertai infeksi bakteri. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari. Hal ini akan menyebabkan gangguan tidur pada anak–anak (insomnia) oleh karena rasa gatal, anak akan kurang tidur dan badannya pun menjadi lemah serta lebih cengeng atau sensitif. cepat marah, dan gigi menggeretak. Kondisi yang tidak mengenakkan ini membuat nafsu makan anak berkurang. Berat badannya serta merta berkurang. Untuk mengatasi kegelisahannya, biasanya anak akan sering berkemih/kencing (enuresis) dan masturbasi.


Kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut. Cacing sering ditemukan di apendiks (usus buntu) tetapi jarang menyebabkan appendisitis. Pada beberapa kasus dilaporkan adanya migrasi cacing betina pada penderita wanita bisa sampai ke vagina-rahim-akhirnya ke tuba fallopi dan menimbulkan radang saluran telur atau salpingitis.

Adanya cacing dewasa pada mukosa usus akan menimbulkan iritasi dan trauma sehingga dapat menyebabkan ulkus kecil. Jumlah cacing yang banyak dalam rectum dapat menyebabkan rectal kolil (rasa nyeri hebat pada usus besar).

Dapat sembuh sendiri
“Cacingan itu tidak perlu diobati, yang penting kita putus mata rantainya dia akan sembuh sendiri”. Ya, infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tak ada pengobatanpun infeksi dapat berakhir asalkan kita melakukan pencegahan dan peningkatan kebersihan. Misalnya kuku selalu dipotong pendek, tangan dicuci bersih sebelum makan. Anak yang cacingan sebaiknya memakai celana panjang ketika tidur, pakaian dan sprei dicuci bersih dan diganti secara teratur. Makanan dihindarkan dari debu dan tangan yang kotor.

Diagnosis
Infeksi cacing sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di sekitar anus pada waktu malam hari.

Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing dewasa. Telur cacing dapat diambil dengan mudah dengan alat anal swab yang ditempelkan di sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok).


Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape. Bila adhesive tape ini ditempelkan di daerah sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudian adhesive tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluen untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut.


Pengobatan dan prognosis
Seluruh anggota keluarga sebaiknya diberi pengobatan
bila ditemukan salah seorang anggota mengandung cacing kremi. Obat piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25 mg/kg berat badan (anak-anak), sangat efektif bial diberikan pagi hari diikuti minum segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan kolon. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual dan muntah.


Obat lain yang juga efektif adalah pirantel pamoat dosis 10 mg/kg berat badan atau mebendazol dosis tunggal 100 mg atau albendazol dosis tunggal 400 mg. Mebendazol efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi, sedangkan pirantel dan pipreazin dosis tunggal tidak efektif terhadap stadium muda. Pengobatan sebaiknya diulang 2-3 minggu kemudian.
Pengobatan secara periodik memberikan hasil yang baik.

Mitos Kelapa dan Cacing Kremi
Mungkin karena bentuknya yang mirip, tersebarlah sebuah mitos aneh (dan bodoh), “kalau makan kelapa parut nanti bisa cacingan”. Padahal teori generation spontanea sudah lama tumbang. Tidak mungkin dari daging bisa lahir belatung, dari tumpukan padi muncul tikus, dan begitu pula dari parutan kelapa jadi cacing kremi. Kecuali kalau di parutan kelapanya memang ada telur kreminya.
Selengkapnya...

06 Maret 2009

TELUR ????


Telur sumber protein terbaik sekaligus termurah. Namun, masih banyak yang perlu Anda ketahui lebih jauh tentang telur. Rasanya tak ada orang yang tak kenal bahan makanan yang kaya protein ini. Hampir semua orang pernah menyantapnya dalam aneka hidangan lezat, seperti nasi goreng, aneka kue, mi, dan sebagainya. Sedemikian merakyatnya telur ini sampai ada begitu banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai telur. Sebagian ada yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, namun tidak sedikit yang salah kaprah.

TELUR OMEGA3 BIKIN CERDAS
Informasi "bikin cerdas" ini tidak sepenuhnya salah karena kandungan omega dalam telur Omega3 memang 15x lipat lebih tinggi dibanding telur biasa. Mengapa demikian? Tak lain karena untuk menghasilkan produk telur yang kaya akan kandungan asam lemak Omega3, pakan ayam petelurnya pun khusus. Asam lemak Omega3 memang sangat penting untuk kecerdasan. Itulah sebabnya, telur Omega3 sangat baik dikonsumsi balita. Namun harus diingat, kecerdasan seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor nutrisi. Akan tetapi ditentukan oleh faktor genetik dan sejauh mana stimulasi yang diberikan lingkungannya. Ketiga faktor ini saling menguatkan satu sama lain. Selain itu, telur jenis ini juga memiliki kandungan kolesterol yang rendah. Ini karena kandungan telur Omega3 anatara lain lemak tak jenuh yang mampu menurunkan kadar kolesterol. Perlu diketahui, kadar kolesterol yang tinggi potensial menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah. Sumbatan inilah yang akan menyebabkan terjadinya serangan jantung maupun stroke. Hingga tidak berlebihan bila dikatakan telur Omega3 merupakan pilihan makanan yang sangat cocok untuk mencegah penyakit jantung. Kandungan Omega3-nya pun mampu memperkuat otot-otot jantung.

TELUR MENTAH/SETENGAH MATANG LEBIH BERKHASIAT
Tidak sedikit orang yang sedemikian percaya bahwa mengonsumsi telur mentah atau telur setengah matang bisa meningkatkan stamina mereka. Anggapan mereka, telur mentah lebih fresh sehingga amat baik untuk dikonsumsi. Tentu saja anggapan ini hanya mitos. Pasalnya, telur mentah dan setengah matang merupakan telur yang belum siap dicerna tubuh. Lo, kenapa? Karena dalam kondisi mentah maupun setengah matang, ikatan proteinnya masih begitu kuat. Tubuh sulit memecahnya menjadi asam amino sehingga proses untuk mencernanya pun berlangsung amat lambat. Makanya telur mentah mampu membuat yang bersangkutan merasa kenyang lebih lama. Boleh jadi berawal dari sinilah muncul mitos bahwa mengonsumsi telur membuat seseorang merasa lebih kuat beraktivitas, termasuk berolahraga. Kebiasaan menambahkan madu ternyata memang membantu proses pencernaan. Madu mampu membantu telur agar bisa dicerna lebih baik oleh tubuh. Akan tetapi orangtua tetap harus memerhatikan masalah keamanan pangan. Apalagi saat ini banyak penyakit yang timbul akibat bahan makanan yang tidak dimasak hingga matang, dari tifus sampai flu burung. Ingat, bakteri yang mungkin ada dalam telur mentah bisa saja masuk ke tubuh dan menyebabkan si kecil jatuh sakit. Terlebih jika daya tahan tubuhnya sedang buruk.

PUTIH TELUR SEBAIKNYA DIBUANG
Ditinjau dari kandungan gizinya, kuning telur memang lebih baik daripada putih telur. Semua jenis protein, kolesterol, lemak, vitamin A yang terkandung di kuning telur tidak dimiliki oleh putih telur. Selain itu, dalam kondisi mentah, putih telur memang bisa menghambat proses penyerapan vitamin A. Namun meski kandungan gizinya tidak sebaik bagian kuning, putih telur tetap layak dikonsumsi, asalkan dimasak matang. Lagi pula putih telur bisa dijadikan olahan lezat lainnya seperti kue. Sayang bukan jika dibuang?

TELUR AYAM KAMPUNG LEBIH BAIK DARIPADA TELUR AYAM NEGERI
Telur ayam kampung memang lebih baik karena mengandung asam amino yang lebih baik dan sekaligus lebih tinggi dibanding ayam ras maupun ayam negeri. Inilah yang menyebabkan semua kandungan gizi pada ayam telur kampung bisa diserap tubuh dengan lebih baik. Meski begitu, dari segi kandungan gizi, seperti lemak, kolesterol, vitamin, dan lainnya, tidak ada perbedaan mencolok antara telur ayam kampung dan ayam ras maupun ayam negeri.

TELUR MERUPAKAN MAKANAN TERBAIK SETELAH SUSU
Semua makanan mengandung protein tinggi atau rendah dalam 100 gramnya tergantung kadar airnya. Artinya, mengonsumsi susu sebanyak 100 cc dibanding telur ayam 100 gram, tentu saja nilai gizinya lebih baik telur ayam. Ini karena susu lebih banyak mengandung kadar air daripada telur. Sebagai gambaran, susu mengandung protein sekitar 3%, sedangkan telur sekitar 12%. Padahal harga 100 cc susu relatif jauh lebih mahal ketimbang 100 gram telur. Apalagi jika dibandingkan dengan daging. Karena itu, telur meru-pakan sumber protein hewani yang terbaik sekaligus termurah.

JANGAN MAKAN TELUR SETIAP HARI
Cukup banyak orangtua yang tak membolehkan anaknya mengonsumsi telur setiap hari. Mereka khawatir gara-gara hobi makan telur, kadar kolesterol dalam darah anaknya meningkat secara drastis & menimbulkan gangguan/penyakit serius. Pandangan ini tentu saja keliru, apalagi jika diterapkan pada anak-anak Indonesia. Pasalnya, pola makan mayoritas anak Indonesia masih kurang bagus karena jarang minum susu, sementara makan daging pun belum tentu seminggu sekali. Nah, kalau telur pun dijauhi, maka sangat mungkin kekurangan gizi bakal menjadi masalah serius bagi generasi penerus. Ini tentu amat berbeda dengan kondisi anak sebaya di negara-negara maju yang dalam menu sehari-harinya sering tersaji steak atau olahan daging lainnya dan secara teratur minum susu. Tak heran jika ada yang membatasi konsumsi telur hanya 4 butir dalam seminggu. Yang penting diingat, masa kanak-kanak merupakan masa pertumbuhan. Agar tumbuh kembangnya optimal, kecukupan asupan nutrisi yang baik tentu saja harus diperhatikan. Selain itu, kalau asupan gizinya kurang baik bukan tidak mungkin kecerdasannya tak berkembang semestinya. Masalah kolesterol umumnya justru banyak muncul kala seseorang berumur 40 tahun ke atas dan bukan di usia anak. Ini bisa dimaklumi karena di usia tersebut biasanya hidupnya lebih makmur. Mereka inilah yang justru harus membatasi asupan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi. Kalau tidak, mereka akan terancam oleh gangguan jantung dan sejenisnya yang amat jarang dialami oleh anak-anak. Kalaupun ada, biasanya bukan karena hobi makan telur, melainkan karena faktor genetic.

TELUR HAMBAT KEPIKUNAN
Kepikunan terjadi karena sel-sel otak mengalami kelaparan glukosa ataupun oksigen. Glukosa ini didapat dari sumber karbohidrat seperti nasi atau roti dan bukan dari protein seperti telur. Dengan demikian tidak ada kaitannya antara konsumsi telur dan kepikunan. Itulah mengapa, dengan sarapan nasi atau roti, otak seseorang akan lebih siap untuk bekerja. Selain itu, kepikunan juga terjadi jika kekurangan asupan oksigen. Entah karena aliran pembuluh darahnya banyak yang tersumbat atau sebab lain. Aliran darah yg terhambat inilah yang membuat indvidu bersangkutan sulit mencerna informasi.

TELUR MERUPAKAN KONDISIONER YANG BAIK
Kondisioner memang ada kaitannya dengan protein dan zinc seperti yang banyak diiklankan oleh banyak produk sampo. Kurangnya asupan protein akan memunculkan gangguan dan aneka masalah rambut, dari rambut rontok, bercabang, kemerah-merahan, mudah patah, dan sebagainya. Tidak heran bila orang yang melakukan diet ketat dengan membatasi asupan lemak dan protein, rambutnya jadi gampang rontok. Karena itu, konsumsilah telur supaya rambut sehat dan kuat.
Selengkapnya...

05 Maret 2009

SYNDROMA STEVEN-JOHNSON


Sinonim : Ectodermosis erosiva pluriorificiallis.

Penyebab : Multifactorial ,seperti eritema multiformel.

Insiden : Anak-anak dan dewasa muda, wanita dibanding laki-laki 1:2

Perjalanan penyakit dan gejala klinis : Merupakan suatu keadaan kedaruratan penyakit kulit. Kelainan ini merupakan salah satu tipe eritema multiformel yang berat. Perjalanan penyakit sangat akut, dengan gejala konstitusi berupa : kenaikan suhu , malaise, percepatan nadi dan pernapasan, serta sakit sendi dan sakit menelan. Gejala klinis berupa stomatitis dengan vesikel pada bibir dan mukosa mulut bagian dalam, dilanjutkan dengan pendarahan dan ulserasi sehingga sukar menelan. Terdapat juga konjungtivitis bilateral, ulkus kornea, rinitis serta epistaksis. Pada kulit terlihat lesi vesikobulosa, disertai petichiae dan hemmoraghi yang dapat mengenai seluruh tubuh. Dapat pula mengenai genetalia dan anus. Komplikasi berupa pneumonia, myocitis, hepatopati dan septikemia.

Diagnosis dan diagnosis banding : Diagnosis didasarkan atas gambaran klinis berupa, peradangan di kulit, mukosa mulut, konjungtiva dan genetalia. Keadaan umum tampak sakit. Diagnosa banding pemfigus vulgaris, necrolisis epidermal toksik.


Pengobatan : Perlu perawatan menginap.
Sistemik : Kortikosteroid dimulai dengan dosis tinggi,kemudian secara perlahan-lahan diturunkan sesuai dgn gejala klinisnya. Antibiotika untuk mencegah infeksi.
Lokal : sesuai dengan keadaan lesi. Selengkapnya...

ERITEMA MULTIFORMEL




Sinonim : Eritema exudativum multiformel.

Penyebab : Multifactorial misalnya, infeksi virus herpes simplek, bakteri, micosis dalam dan protozoa.Dapat disebabkan oleh pemakaian obat, misalnya : pinicilin, sulfonamida. Dapat juga dijumpai pada kehamilan atau penyakit-penyakit lainnya, misalnya : penyakit kolagen dan keganasan. Pada beberapa penderita bahkan sukar untuk diketahui penyebabnya.

Insiden : dapat mengenai semua umur tanpa perbedaan sex.

Perjalanan penyakit dan gejala klinis : dapat akut yang akan menghilang dalam waktu 1 – 2 minggu, atau kronis sampai berbulan-bulan. Lesi dapat bilateral, atau simetris. Bermula dengan makula, papul, eritematosa atau agak keunguan dengan ukuran lentikuler. Kemudian bagian tengah menjadi sianotik, sehingga membentuk lesi target, atau berbentuk iris. Bula atau vesikel, dapt terbentuk ditengah lesi, rasa gatal atau terbakar dapat menyertai kelainan ini.

Letak kelainan : di extrimitas bagian extensor ( dari tangan, pergelangan, siku, lutut), dapat pula di dahi, leher, bibir atau mukosa.

Diagnosis dan diagnosis banding : urtikaria, sipilis II, penyakit Duhring dan Pemfigoid bulosa.

Pengobatan : Sistemik, Antihistamin : Klorpheniramin, diphenhidramin, dll.
Kortikosteroid : prednison, dexametason, dll.
Antibiotika bila perlu : erytromicin.
Lokal : Krem kortikosteroid, hidrokortison, betametason, dll.
Selengkapnya...

04 Maret 2009

KUSIR BARU PUSK. CUKIR


Beberapa periode telah dilalui Puskesmas Cukir, Perubahan-perubahanpun telah dilalui. Sampai pada tahun 2009 ini, Kepala Puskesmas Cukir telah beralih dari Drg. Subandriyah (menjadi WADIR BAPELKES RSD Jombang) kepada Dr. Mas Imam A.
Pada hari Senin, 02 Maret 2009 Dr. Mas Imam A telah mengadakan acara yang bertajuk “KENALAN REK“ dengan para karyawan karyawati Puskesmas Cukir. Semoga dengan kepemimpinan Kepala Puskesmas yang baru Puskesmas Cukir dapat lebih maju dan lebih dalam berbagai hal untuk tahun-tahun mendatang.
Selengkapnya...